-->

Dicari, Pemuda yang jujur !

Seorang pemuda yang sedang mencari jati dirinya, pasti hatinya selalu bergejolak, pikirannya selalu berpikir keras. Dia hanya ingin teman atau tempat yang bisa menyesuaikan dirinya.
 
Era modern dewasa ini, mencari pemuda yang pintar sangatlah mudah, baik pintar dari sisi penguasaan terhadap ilmu maupun tingkat pendidikanya. Akan tetapi terasa begitu sulit untuk menemukan figur pemuda yang jujur. Padahal, sifat jujur adalah potensi yang baik bagi seseorang untuk bermuamalah. Seolah mengikuti perkembangan zaman yang kian hari makin parah, karakter muda-mudi pun ikut berubah. tak masalah jika berubah ke arah positif, namun menjadi soal ketika terjerumus ke bentuk negatif. Bahkan, budaya "menghalalkan segala cara" seolah sudah dimaklumi.
 
Kebiasaan "bohong" telah menjamur dalam kehidupan setiap orang di negeri ini. Mulai dari kebohongan orang tua ketika hendak menenangkan anaknya yang menangis, lalu anak-anak belajar berbohong agar terhindar dari hukuman orang tua maupun gurunya, sampai pada acara-acara televisi yang menyajikan cerita-cerita penuh kedustaan, hingga yang panas baru-baru ini adalah kebohongan media internet yang memutar balikan fakta, hingga guru yang di penjara hanya karena mencubit muridnya. Parahnya lagi, pelajaran sejara bagi anak-anak di tingkat sekolah dasar maupun sekolah menengah juga tidak terlepas dari distrosi atau penyimpangan sejarah. Alhasil, siapa yang disalahkan jika generasi sekarang tumbuh berkembang sebagai "generasi penipu" dan "Generasi maling"?.
 
Bohong atau dusta adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah dan rasul-Nya. Sungguh, sangat besar kemurkaan Allah terhadap orang-orang yang suka berbohong.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ . كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ الَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
 
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu tidak kamu kerjakan? amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak Anda kerjakan" (Q.S As Shaaf : 2-3).
 
Kini kejujuran itu menjadi barang yang langka. Kejujuran dan sifat amanah seolah hilang, kecuali dimiliki hanya oleh segelintir orang saja. Seperti kisah yang sudah masyhur dan mungkin Anda juga sudah pernah mendengarnya. Sebuah kisah tentang pemuda yang jujur dan penuh tanggung jawab. Pemuda yang kini sudan menjadi sangat langka dan sulit ditemukan di masa sekarang. 
 
"Mencari orang jujur itu sulit, tetapi sering kali lebih sulit menerima sebuah kejujuran" 
 
Suatu ketika ada sebuah apel yang jatuh ke sungai, lalu ditemukan oleh seorang pemuda dan apel itu pun dimakanya. Setelah apel itu dimakan, sang pemuda merasa khawatir jika apel itu adalah apel yang haram, sehinga pemuda itu berusaha mencari dari mana asal apel tersebut. di susuri sungai yang telah menghanyutkan apel itu. Setelah usahnya yang luar biasa, pemuda itu menemukan pohon apel di tepi sungai. Tak jauh dari pohon tersebut ada sebuah rumah sederhana. Serta merta pemuda itu berpikiran mungkin saja penghuni rumah tersebut adalah pemilik pohon apel.
 
Sang pemuda mendekati rumah tersebut dan bertamu dengan tuan rumah. Pemuda itu kemudian menceritakan perihal ia menemukan apel lalu memakannya, dan merasa khawatir jika si pemilik tidak ridha karena apel nya di makan. Karena nya sang pemuda mencari ridha dari tuan rumah atas apel yang telah di makanya.
 
Tuan Rumah meras heran karena ada pemuda yang sejujur dia. Apel itu sudah jatuh ke sungai dan hanyut terbawa arus, tentu apel hal yang demikian sudah dimaklumi oleh pemilik pohon apel. Akan tetapi dengan menguji kejujuran dan kesungguhan sang pemuda, pemilik pohon apel berkenan memberikan ridhanya jika sang pemuda berkenan melakukan apapun perintahnya.
 
Pemuda itupun menyanggupi syarat dari pemilik pohon apel. Syarat pertama pun segera diajukan bahwa pemuda harus bekerja kepada pemilik pohon apel selama sekian tahun. Dengan kemantapan, disanggupi syarat tersebut. Jadilah sang pemuda mengabdi kepada pemilik pohon apel. Sekian tahub bekerja, sang pemuda tidak pernah makan satupun buah apel yang ada di pohon maupun yang jatuh ke tanah. Ia berusaha menjaga dirinya dari sfat tidak amanah. Subhanallah.
 
Pemilik pohon apel merasa kagum dengan kejujuran sang pemuda , lalu ia memanggilnya dan mengujinya sekali lagi. Ia berkata, "Aku ajan meberikan ridhaku atas apel yang telah engkau makan dengan satu syarat lagi, yaitu engkau harus menikahi putriku. Perlu engkau ketahui, putriku adalah wanita yang buta, bisu, tuli, dan pincang, Apakah engaku bersedia?.
 
"Saya bersedia asal tuan sudi memberikan ridha atas apel yang telah saya makan". Demikian jawab sang pemuda dengan penuh kemantapan. Ia siap kalaupun harus menikah dengan seorang gadis yang buta, bisu, tuli, dan pincang.
 
Benar, pernikahan itupun akhirnya terwujud. Ketika sang pemuda memasuki kamar pengantinnya, ia terkejut karena di dalam kamarnya ada seorang wanita yang cantik sekali ibarat bidadari. Ia merasa wanita itu bukan istrinya karena setahu dirinya, ia dinikahkan dengan wanita buta, tulis bisu dan pincang. Bergegas ia keluar dari kamar dan menemui bapak mertuanya, lalu diceritakan apa yang telah terjadi.
 
Bapak mertuanya tersenyum mendengar pengakuan sang pemuda, lalu sang bapak berkata, "Anakku, wanita yang telah engaku temua adalah istrimu. Matanya buta karena selama ini matanya tidak pernah melihat apa yang diharamkan oleh Allah. Mulutnya bisu karena selama ini dia tidak pernah mengucapkan perkataan yang diharamkan oleh Allah. Telinganya tuli karena ia tidak pernah mendengar apa yang telah diharamkan oleh Allah. Dan ia pun pincang karena selama ini kakinya tidak pernah digunakan menuju tempat-tempat yang diharamkan oleh Allah. Dialah Istrimu, maka temuilah dia."
 
Subhanallah, Inilah buah dari ketulusan dan kejujuran. Tahukah Anda, siapa pemuda itu? ia bernama Tsabit. Setelah pernikahanya dengan putri pemilik pohon apel, ia di karuniai seorang putra bernama Nu'man bin Tsabit atau lebih dikenal dengan Abu Hanifah Rahimahullah, peletak dasar Madzhabi. Dari dua pribadi yang mulai, lahirlah yang mulia pula. Inilah salah satu contoh balasan yang nyata di dunia dari Allah terhadap orang-orang yang senatiasa berlaku jujur dan amanah.
 
Referensi: Dari Minder jadi Super

This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.